Assalamualaikum wbt..
Apa khabar puteri-puteri sekalian? Di sini ada sedikit pengumuman...Blog let the heart speak telah berpindah ke
website BILA HATI BERBICARA..Boleh klik di situ untuk ke website baru tersebut..Jumpa di sana ya!!!
=)
Wednesday, January 26, 2011
Saturday, November 13, 2010
Maintenance
Assalamualaikum wbt..Dear readers, due to a few problems, this blog has to be stopped for a while. InsyaAllah it will be upgraded into website. We will inform you, the readers about our new website as soon as possible. Therefore, sorry for any inconveniences. =)
Wassalam
Wassalam
Monday, October 18, 2010
senyum =)
"Senyum umpama suria, dalam kehidupan
senyumlah dari hati, duniamu berseri,
senyumlah dari hati, duniamu berseri,
Senyum umpama titian dalam kehidupan
kau tersenyum, ku tersenyum...
kemesraan menguntum...
Senyum.. kepada semua
senyumanmu, amatlah berharga..
senyumanmu, amatlah berharga..
Senyum.. membahagiakan
dengan senyuman, terjalinlah.. ikatan."
senyumlah..^_^
kerana senyumanmu itu membahagiakan dirimu dan insan lain.
manisnya dan indahnya wajahmu
dengan segaris hiasan
senyuman ikhlas dari hati
akan mendorongmu mengikuti sunah Rasulmu
'Daripada Abu Dzar Raduallahuanhu katanya, Rasulullah SAW bersabda kepadaku: janganlah engkau pandang ringan perbuatan baik sekalipun kecil, walaupun hanya dengan menunjukkan muka manis ketika engkau bertemu dengan saudaramu'
Monday, October 11, 2010
muwasofat tarbiyyah
1. Salimul Aqidah
Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam’ (QS 6:162). Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.
2. Shahihul Ibadah
Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: ‘shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.’ Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
3. Matinul Khuluq
Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setkal muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al- Qur’an, Allah berfirman yang artinya: ‘Dan sesungguhnya kamu benar- benar memiliki akhlak yang agung’ (QS 68:4).
4. Qowiyyul Jismi
Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk- bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya: ‘Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah’ (HR. Muslim).
5. Mutsaqqoful Fikri
Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia antuk berpikir, misalnya firman Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: ‘pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.’ Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ‘Yang lebih dari keperluan.’ Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219). Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatka pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya: Katakanlah:samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).
6. Mujahadatun Linafsihi
Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setkal diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Tidak beragmana seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).
7. Harishun ‘ala Waqtihi
Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya. Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, Yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan:
‘Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu.’ Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanaj waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.
8. Munazhzhamun fi Syu’unihi
Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu udusán dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.
9. Qodirun ‘alal Kasbi
Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena itu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur’an maupun hadits dan hal itu memilik keutamaan yang sangat tinggi. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.
10. Naafi’un Lighoirihi
Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tirák mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan inilah, Rasulullah saw bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir). Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits, sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing.
bahantarbiah.com
warkah buat hawa
Hawa,
Andai engkau masih remaja, jadilah anak yang solehah buat kedua ibu bapamu, andai engkau sudah bersuami jadilah isteri yang meringankan beban suamimu, andai engkau masih ibu, didiklah anakmu sehingga dia tidak gentar memperjuangkan ad-din Allah.
Hawa,
Andai engkau belum berkahwin jangan kau risau jodohmu , ingatlah hawa janji Tuhan kita, wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Jangan dimulakan sebuah pertemuan dengan lelaki yang bukan muhrim kerana aku khuatir dari mata jatuh ke hati, maka lahirnya senyuman maka tercetusnya salam dan sekaligus disususli dengan pertemuan takut lahirnya nafsu kejahatan yang menguasai diri.
Hawa…
Lelaki yang baik tidak melihat paras rupa, lelaki yang soleh tidak memilih wanita melalui keseksiannnya, lelaki yang warak tdak menilai wanita melalui keayuannya, kemajaannya, serta kemampuannya mengoncang iman lelaki. Tetapi lelaki yang baik akan menilai wanita melalui akhlaknya, peribadinya dan yang penting pegangan agamanya. Lelaki yang baik juga tidak menginginkan pertemuan dengan wanita yang bukan muhrimnya kerana dia takut memberi kesempatan kepada syaitan untuk mengodanya. Lelaki yang warak juga tidak mahu bermain cinta kerana dia tahu apa matlamat dalam sebuah pertemuan lelaki dan wanita yakni sebuah perkahwinan.
Oleh itu hawa,
Jagalah pandanganmu, awasilah auratmu, peliharalah akhlakmu , kuatkan pendirianmu. Andai ditakdirkan tiada cinta daripada adam untukmu, cukuplah hanya cinta Allah memenuhi dan menyinari kekosongna jiwamu, biarlah hanya cinta daripada kedua ibu bapamu yang memberi hangatan kebahagiaan buat dirimu , cukuplah sekadar cinta adik- beradik serta keluarga yang membahagiakan dirimu.
Hawa…..
Cintailah Allah di kala susah dan senang kerana kau akan memperolehi cinta daripada insan yang juga menyintai Allah. Cintailah kedua ibu bapamu kerana kau akan perolehi keredhaan Allah.Cintailah keluargamu kerana kau tak akan jumpa cinta yang bahagia selain dari cinta keluarga. Janganlah sesekali tangan yang mengoncang dunia juga yang mengoncang iman lelaki.
Andai engkau masih remaja, jadilah anak yang solehah buat kedua ibu bapamu, andai engkau sudah bersuami jadilah isteri yang meringankan beban suamimu, andai engkau masih ibu, didiklah anakmu sehingga dia tidak gentar memperjuangkan ad-din Allah.
Hawa,
Andai engkau belum berkahwin jangan kau risau jodohmu , ingatlah hawa janji Tuhan kita, wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Jangan dimulakan sebuah pertemuan dengan lelaki yang bukan muhrim kerana aku khuatir dari mata jatuh ke hati, maka lahirnya senyuman maka tercetusnya salam dan sekaligus disususli dengan pertemuan takut lahirnya nafsu kejahatan yang menguasai diri.
Hawa…
Lelaki yang baik tidak melihat paras rupa, lelaki yang soleh tidak memilih wanita melalui keseksiannnya, lelaki yang warak tdak menilai wanita melalui keayuannya, kemajaannya, serta kemampuannya mengoncang iman lelaki. Tetapi lelaki yang baik akan menilai wanita melalui akhlaknya, peribadinya dan yang penting pegangan agamanya. Lelaki yang baik juga tidak menginginkan pertemuan dengan wanita yang bukan muhrimnya kerana dia takut memberi kesempatan kepada syaitan untuk mengodanya. Lelaki yang warak juga tidak mahu bermain cinta kerana dia tahu apa matlamat dalam sebuah pertemuan lelaki dan wanita yakni sebuah perkahwinan.
Oleh itu hawa,
Jagalah pandanganmu, awasilah auratmu, peliharalah akhlakmu , kuatkan pendirianmu. Andai ditakdirkan tiada cinta daripada adam untukmu, cukuplah hanya cinta Allah memenuhi dan menyinari kekosongna jiwamu, biarlah hanya cinta daripada kedua ibu bapamu yang memberi hangatan kebahagiaan buat dirimu , cukuplah sekadar cinta adik- beradik serta keluarga yang membahagiakan dirimu.
Hawa…..
Cintailah Allah di kala susah dan senang kerana kau akan memperolehi cinta daripada insan yang juga menyintai Allah. Cintailah kedua ibu bapamu kerana kau akan perolehi keredhaan Allah.Cintailah keluargamu kerana kau tak akan jumpa cinta yang bahagia selain dari cinta keluarga. Janganlah sesekali tangan yang mengoncang dunia juga yang mengoncang iman lelaki.
Subscribe to:
Posts (Atom)